Gunung Merapi Muntahkan Dua Kali Guguran Lava Ke Arah Tenggara

Gunung Merapi masih mengeluarkan guguran lava selama pekan ini. Hal tersebut dilaporkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Selama pemantauan mulai dari tanggal 19 Maret 2021 hingga 25 Maret 2021, telah terjadi dua kali guguran lava yang mengarah ke tenggara kawah Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimal 400 meter. 

Untuk lebih jelasnya, berikut dibawah ini fakta fakta menarik terkait guguran lava Gunung Merapi, diantaranya yaitu :

  1. Guguran Lava Tersebut Bersumber Dari Aktivitas Kubah Lava Disisi Tengah Kawah

Guguran lava ke arah tenggara tersebut bersumber dari aktivitas kubah lava yang berada di sisi tengah kawah. Sekedar informasi, kini di Gunung Merapi terdapat dua kubah lava, yaitu disisi barat daya dan juga sisi tengah kawah. 


Kubah lava disisi barat daya selama pekan ini telah mengeluarkan 104 guguran dengan jarak luncur maksimal hingga 1.200 meter. Kubah lava yang berada ditengah sekarang memiliki ketinggian kubah lava setinggi 65 meter. Sementara kubah lava yang terletak di sisi barat daya sebesar 949.000 meter kubik. Laju pertumbuhan kubah tersebut mencapai 13.000 meter kubik per hari. 


  1. BPPTKG Juga Mencatat Telah Terjadi Empat Kali Awan Panas Guguran

Sepekan ini, BPPTKG juga mencatat telah terjadinya empat kali awan panas guguran dengan jarak luncur terjauh 1,8 kilometer. Awan panas guguran terjadi sebanyak 4 kali dengan jarak luncur maksimal 1,8 kilometer kearah barat daya serta terekam seismogram dengan amplitude 70 milimeter dan durasi 174 detik. 


  1. BPPTKG Masih Menetapkan Gunung Merapi Berstatus Siaga Hingga Saat Ini 

BPPTKG hingga saat ini masih menetapkan Gunung Merapi berstatus siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava serta awan panas pada sektor selatan-barat daya yang mencakup sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, serta Putih sejauh maksimal 5 kilometer dan juga sektor tenggara yaitu Sungai Gendol sejauh 3 kilometer. 


Sementara lontaran material vulanik jika terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius hingga 3 kilometer dari puncak. 


  1. Perilaku Erupsi Gunung Merapi Tahun 2021 Cukup Unik

Agus Budi Santoso selaku Kepala Seksi (Kasi) Gunung Merapi Balai Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan bahwa perilaku erupsi Gunung Merapi tahun 2021 ini cukup unik. 


Agus Budi berkata, Sejak 4 Januari 2021 Gunung Merapi kembali erupsi secara efusif berupa pembentukan kubah lava. Laju ekstruksi terhitung normal untuk Gunung Merapi sekitar 20 meter kubik per hari. 


BACA JUGA : Beberapa Rangkuman Berita Seputar Bali


  1. Perilaku Erupsi Gunung Merapi Tahun 2021 Unik Karena Muncul Dua Kubah Lava 

Perilaku erupsi Gunung Merapi tahun 2021 ini unik karena kemunculan dua kubah lava. Posisi satu kubah terletak ditengah kawah sektor Barat Daya. Sementara yang satunya lagi kubah lava di tengah kawah. 


Estimasi dimensi kubah lava yang terletak ditengah kawah saat ini panjangnya 260 meter dan lebar 118 meter, sementara tingginya 65 meter. Estimasi volume kubah lava sebesar 950.000 m3, sedangkan percepatan pertumbuhan sejak 4 Januari 2021 sebesar 12.800 meter kubik per harinya. 


Pada 18 Maret 2021, Volume kubah lava yang terletak ditebing kawah sektor Barat Daya sebesar 840.000 meter kubik. Rata rata laju pertumbuhan sejak 4 Januari 2021 hingga saat ini sebesar 12.000 meter kubik per hari. Awan panas guguran di Gunung Merapi terpantau mulai terjadi sejak tanggal 7 Januari 2021. Dan hingga saat ini, awan panas guguran masih terjadi beberapa kali di Gunung Merapi.