Dalam ilmu tajwid, Mad iwad merupakan salah satu jenis mad yang terjadi saat pembaca Al-Quran berhenti atau saat melakukan waqaf pada tanwin fathatain (-). Hukumnya wajib dilafalkan seperti fathah biasa yang panjangnya dua harakat. 

Bahasan mad dalam ilmu tajwid ini perlu dipahami oleh setiap qari maupun pembaca Al-Quran karena akan selalu ditemukan dalam setiap surah Al-Quran. Jika bacaan mad iwad tidak dilafalkan dengan benar atau tidak sesuai dengan tajwidnya, maka makna serta arti dari ayat yang dibaca akan melenceng dan terdistorsi. 

Oleh karena itu, para ulama menyatakan bahwa mempelajari ilmu tajwid termasuk juga bahasan mad iwad hukumnya fardu kifayah. 

Allah SWT memerintahkan kita untuk membaca Al-Quran dengan baik dan benar, sebagaimana yang sudah tergambar dalam surah Al-Muzzammil ayat 4, yang artinya :

“…Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan – lahan,” (QS. Al-Muzzammil [73]: 4). 

Berkaitan dengan hal itu, Rasulullah SAW bersabda bahwa umat yang mempelajari Al-Quran termasuk juga konsep mad iwad dalam ilmu tajwid maka akan ditinggikan derajatnya disisi Allah SWT. 

“Sebaik – baiknya kalian adalah yang membaca Al-Quran dan mempelajarinya.” (H.R. Baihaqi). 

Nah untuk informasi lebih lengkap mengenai bahasan mad iwad, simak penjelasan berikut ini !

  1. Pengertian Mad Iwad

Mad dalam bahasa Arab berarti memanjangkan. Jadi, saat pembaca Al-Quran mengucapkan huruf – huruf mad maka harus memanjangkan suaranya. Dengan kata lain memanjangkan bunyi huruf maupun bacaannya karena ada salah satu huruf mad didalam ayat yang dibaca tersebut. 

Salah satu jenis mad tersebut yaitu mad iwad yang hanya terjadi dalam kondisi waqaf atau ketika pembaca Al-Quran menghentikan bacaannya. 

  1. Hukum Bacaan Mad Iwad

Dalam kondisi waqaf atau saat bacaan Al-Quran berhenti pada huruf yang berharakat tanwin fathatain (-), maka hukum bacaannya dilafalkan seperti saat membaca fathah biasa, namun panjangkan bunyinya sebanyak 2 harakat. 

Sebagai pengecualian, bacaan mad iwad tidak terjadi pada huruf ta marbutah yang terletak di akhir ayat meskipun bacaan ta marbutah tersebut berharakat fathatain. 

Sebagai contoh dan cara membaca mad iwad terdapat pada kata ‘afwaajan’, namun karena waqaf dan menjadi mad iwad, maka cara membacanya hanya cukup ‘afwaajaa’. 

  1. Contoh Huruf Mad Iwad Dalam Dalam Al Quran

Adapun contoh huruf mad iwad dalam hukum tajwid Al – Quran, yaitu :

  • Huruf ‘jaa’ di QS. An-Nasr Ayat 2

Bacaan Latin : “Wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinil laahi afwajaa.”

Artinya : “Dan engkau melihat manusia berbondong – bondong masuk agama Allah,” (QS. An-Nashr [110] : 2)

  • Huruf ‘baa’ di QS. An-Nashr Ayat 3

Bacaan Latin : “Fa sab bih bihamdi rabbika was taghfir, innahu kaana tawwaabaa.”

Artinya : “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima Taubat,” (QS. An-Nashr [110] : 3)

  • Huruf ‘daa’ di QS. At-Tariq Ayat 17

Bacaan Latin : “Famahhilil kaafiriina amhilhum ruwaidaa.”

  • Huruf ‘dhaa’ di QS. Al-Adiyat Ayat 2

Bacaan Latin : “Fal muuri yaati qadhaa

Artinya : “Dan kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya),” (QS. Al-Adiyat [100] : 2). 

  • Huruf ‘haa’ di QS. Al-Adiyat Ayat 3

Bacaan Latin : “Fal mughiiraati subhaa.”

Artinya : “Dan kuda yang menyerang (dengan tiba – tiba) pada waktu pagi,” (QS. Al-Adiyat [100] : 3).